Akibat kronik yang paling gawat dari
penggunaan nikotin adalah ketergantungan. Sekali seseorang menjadi
perokok, akan sulit mengakhiri kebiasaan itu baik secara fisik maupun
psikologis. Merokok menjadi sebuah kebiasaan yang kompulsif, dimulai
dengan upacara menyalakan rokok dan menghembuskan asap yang dilakukan
berulang-ulang.
Karena sifat adiktifnya (membuat
seseorang menjadi ketagihan) rokok dalam Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders (DSM IV) dikelompokkan menjadi Nicotine
Related Disorders. Sedangkan WHO menggolongkannya sebagai bentuk
ketagihan. Proses farmakologis dan perilaku yang menentukan ketagihan
tembakau sama dengan proses yang menimbulkan ketagihan pada obat,
seperti heroin dan kokain.
Nikotin mempunyai sifat mempengaruhi
dopamin otak dengan proses yang sama seperti obat-obatan tersebut. Dalam
urutan sifat ketagihan zat psikoaktif, nikotin lebih menimbulkan
ketagihan dibanding heroin, kokain, alkohol, kafein dan marijuana.
Menurut Flemming, Glyn dan Ershler merokok merupakan tingkatan awal
untuk menjadi penyalahguna obat-obatan (drug abuse). Mencoba merokok
secara signifikan membuka peluang penggunaan obat-obatan terlarang di
masa yang akan datang.
Berdasarkan data epidemiologi diketahui
kurang lebih 20% dari perokok memiliki risiko delapan kali menjadi
penyalahguna NAPZA, dan berisiko sebelas kali untuk menjadi peminum
berat dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Perhatian khusus
mengenai masalah ini dikaitkan dengan meningkatnya jumlah perokok
remaja.
Menangani masalah kebiasaan merokok pada
remaja diharapkan dapat mencegah masalah yang akan timbul dikemudian
hari berkaitan kebiasaan tersebut, salah satunya adalah pencegahan
penyalahgunaan narkoba. Menurut Teddy Hidayat, Spesialis Kedokteran
Jiwa, Remaja yang berisiko tinggi adalah remaja-remaja yang memiliki
sifat pemuasaan segera, kurang mampu menunda keinginan, merasa kosong
dan mudah bosan, mudah cemas, gelisah, dan depresif.
Pemahaman tentang kebiasaan merokok dan
kecenderungan sifat kepribadian seseorang akan sangat membantu upaya
menghentikan kebiasaan yang merugikan tersebut. Untuk pencegahan
kebiasaan merokok pada anak-anak dan remaja. Orang tua serta guru
memegang peranan besar untuk mengawasi, memberikan informasi yang benar
dan yang terpenting tidak menjadi contoh perilaku individu yang
ketagihan kebiasaan merokok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar