Penyumbatan pembuluh darah otak yang
bersifat mendadak atau stroke banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko
stroke dan risiko kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan
bukan perokok.
Dalam penelitian yang dilakukan di
Amerika Serikat dan Inggris, didapatkan kebiasaan merokok memperbesar
kemungkinan timbulnya AIDS pada pengidap HIV. Pada kelompok perokok,
AIDS timbul rata-rata dalam 8,17 bulan, sedangkan pada kelompok bukan
perokok timbul setelah 14,5 bulan. Penurunan kekebalan tubuh pada
perokok menjadi pencetus lebih mudahnya terkena AIDS sehingga berhenti
merokok penting sekali dalam langkah pertahanan melawan AIDS.
Kini makin banyak diteliti dan dilaporkan
pengaruh buruk merokok pada ibu hamil, impotensi, menurunnya kekebalan
individu, termasuk pada pengidap virus hepatitis, kanker saluran cerna,
dan lain-lain. Dari sudut ekonomi kesehatan, dampak penyakit yang timbul
akibat merokok jelas akan menambah biaya yang dikeluarkan, baik bagi
individu, keluarga, perusahaan, bahkan negara.
Penyakit-penyakit yang timbul akibat
merokok mempengaruhi penyediaan tenaga kerja, terutama tenaga terampil
atau tenaga eksekutif, dengan kematian mendadak atau kelumpuhan yang
timbul jelas menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan. Penurunan
produktivitas tenaga kerja menimbulkan penurunan pendapatan perusahaan,
juga beban ekonomi yang tidak sedikit bagi individu dan keluarga.
Pengeluaran untuk biaya kesehatan meningkat, bagi keluarga, perusahaan,
maupun pemerintah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar